LES NGAJI INDONESIA LES NGAJI INDONESIA
Solusi Ngaji Terpercaya
Alamat: Apartemen Sentra Timur Residence Jl. Pahlawan Komarudin Raya Sisi Timur Toll Lingkar Luar Pulo Gebang Jakarta Timur
0812-130-6654 WA: 0852-1730-4428, 0812-1935-2151, 0812-130-6654 Website: www.lesngaji.id, Email: lesngajiku@gmail.com Jam Pelayanan: Senin s/d Sabtu, Pukul 08.00 s/d 17.00 wib, hari libur digunakan untuk mengaji





Home

Pendaftaran Lesngaji

Santunan Yatim Dhuafa

Pendaftaran Ustadz

Cara Shalat Menurut Rosulullah SAW
Cara Shalat Menurut Rosulullah SAW
Shalat secara bahasa artinya do’a.
Adapun menurut istilah syari’at, shalat adalah suatu bentuk ibadah kepada Allah Ta’ala berupa perkataan dan perbuatan dengan tata cara tertentu, yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam (Syarhul Mumti, 2/5).

Kewajban shalat lima waktu
Shalat merupakan ibadah yang diwajibkan oleh Allah Ta’ala atas seluruh hamba-Nya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala (yang artinya): “Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” ( QS. An Nisa’ : 103), yakni sebanyak lima kali dalam sehari semalam yang telah diketahui oleh seluruh kaum muslimin. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Mu’adz (untuk berdakwah) ke Yaman, beliau bersabda: “Ajarkan kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka shalat lima waktu dalam sehari semalam.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Shalatlah sebagaimana Rasulullah mengerjakan shalat Dalam mengerjakan shalat, kita wajib mengikuti tata cara yang diajarkan Rasulullah, baik dari segi waktu maupun tata caranya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Shalatlah sebagaimana kalian melihat aku mengerjakan shalat.” (HR. Bukhari).

Berdiri menghadap kiblat dekat dengan sutrah
Sebelum melaksanakan shalat, seseorang wajib memenuhi syarat sah shalat, yaitu: mengetahui waktu shalat telah masuk, bersuci dari hadats besar dan hadats kecil, sucinya pakaian, badan dan tempat shalat, menutup aurat serta niat ikhlas karena Allah Ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila hendak mengerjakan shalat, beliau berdiri menghadap kiblat dan meletakan sutrah di dekat tempat sujud.
Berdiri merupakan salah satu rukun dalam shalat fardhu bagi yang mampu berdiri. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya):
“Berdirilah (mengerjakan shalat) karena Allah dengan khusyuk.” (QS. Al Baqarah : 238).
Apabila tidak mampu berdiri, maka diperbolehkan mengerjakan shalat dengan duduk atau berbaring. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Shalatlah dengan berdiri, jika engkau tidak mampu maka dengan duduk, apabila tidak mampu juga maka dengan berbaring (HR. Bukhari).

Menghadap ke arah kiblat (masjidil haram) termasuk rukun shalat,
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya):
“Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, maka hadapkanlah wajahmu ke arah itu” (QS. Al Baqarah : 150).
Nabi bersabda kepada orang yang jelek shalatnya:
“Jika engkau hendak berdiri mengerjakan shalat maka sempurnakanlah wudhu, lalu menghadaplah ke arah kiblat” (HR Bukhari dan Muslim).
Diperbolehkan tidak mengahadap ke arah kiblat bagi orang yang dalam keadaan sangat ketakutan, dan ketika dalam perjalanan di atas kendaraan (lihat Al Wajiz karya DR. Abdul Azhim Badawiy).

Sutrah merupakan suatu benda yang diletakkan di depan tempat sujud (jika di Indonesia adalah sebelah barat tempat sujud) yang berfungsi untuk mencegah sesuatu yang lewat di depannya. Sebagian ulama mewajibkan hal tersebut, beliau berdalil dengan hadits yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar,. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Janganlah engkau shalat kecuali dengan sutrah (pembatas), jangan biarkan ada seorangpun yang lewat di depanmu, apabila dia mengabaikannya (tetap lewat) maka cegahlah dia, karena ada qarin (setan) bersamanya.” (HR. Ibnu Khuzaimah, Shahih).

Niat ikhlas karena Allah Ta’ala
Salah satu syarat yang harus terpenuhi ketika hendak mengerjakan shalat yaitu berniat ikhlas karena Allah Ta’ala. Bahkan segala macam jenis ibadah wajib mengikhlaskan niat untuk Allah semata. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya setiap amal tergantung dari niatnya, dan seseorang hanya akan mendapatkan apa yang diniatkan.” ( HR. Bukhari dan Muslim).
Perlu diketahui bahwa niat letaknya di dalam hati, dan tidak disyariatkan melafalkannya dengan lisan, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah melakukannya. Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila berdiri hendak mengerjakan shalat beliau mengucapkan “Allahu Akbar” dan tidak mengucapkan apapun sebelumnya, dan tidak melafalkan apapun di dalam niatnya (Al Wajiz hal. 102).

Tata Cara Shalat Rasulullah

1. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membuka shalatnya dengan takbiratul ihram.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membuka shalatnya dengan ucapan “Allahu Akbar” sebagaimana beliau memerintahkan hal tersebut kepada orang yang jelek shalatnya. Kemudian mengangkat kedua tangan beliau, terkadang bersama takbir, setelah takbir, atau sebelum takbir. Dan beliau mengangkat kedua tangannya dengan jemari dijulurkan sehingga lurus dengan pundak. Setelah itu beliau meletakkan tangan kanan di atas tangan kirinya (bersedekap) dan melatakkan kedua tangannya di atas dada dengan mengarahkan pandangan ke arah tempat sujud. (lihat Sifat Shalat Nabi karya Syaikh Al Albani).


IP terakhir : 45.67.3.52
Pengunjung terakhir: Jakarta
View: 76

Cara Shalat Rosulullah SAW: